About Febri

Foto saya
Kebumen, Jawa Tengah, Indonesia
Pria kelahiran Kebumen 04 Februari 1992 yang punya hobi drawing, painting, travelling, and singing. "N0 GAINS WITHOUT PAINS" adalah motto hidupnya yang selalu ia pegang teguh! Alamat rumah: - Desa Klirong Rt 02/02, Kec. Klirong, Kab. Kebumen 54381 - Kelurahan Petir Rt 011/03 NO.97, Kec. Cipondoh, Kota Tangerang 15147

Universitas Indonesia

Universitas Indonesia
Makara UI

Guru-guru SMAN 1 Kebumen

Guru-guru SMAN 1 Kebumen
Tahun Ajaran 2009/2010

Valiant to Get the Real Evolution Class (XII IPS 1)

Valiant to Get the Real Evolution Class (XII IPS 1)
foto buat album kenangan pukul 24.00

Sly and Innovative Personality (XI IPS 1)

Sly and Innovative Personality (XI IPS 1)
Liga Final Sepak Bola SMANSA di Stadion Candradimuka

Fantastic and Cool Community (X 3)

Fantastic and Cool Community (X 3)
Ultah Wali Kelas (Mrs. Endang)

PMR Wira SMAN 1 Kebumen 08/09

PMR Wira SMAN 1 Kebumen 08/09
Siamo Yesss!!!

Oktober 28, 2009

CERITA PENDEK

DOA UNTUKMU

Aku tahu kamu pintar, aku tahu kamu selalu ranking 1 sejak kelas 1 SD, dan aku tahu kamulah yang terbaik di sekolah kita,” pujiku. “Dugaanku juga tak salah jika nilai UN kamu 29,20 untuk 3 mata pelajaran. Dan kurasa kamu pasti akan melanjutkan studimu ke SMA Negeri terbaik di kota ini. Sekolah yang dapat menghantarkanmu nanti ke Perguruan Tinggi Negeri hingga akhirnya kamu dapat merengkuh segala cita dan asamu selama ini. Menjadi seorang novelis yang masyhur, menjadi seorang pujangga yang puitis, menjadi seorang guru matematika yang disegani, menjadi seorang dokter bertangan dingin, atau apalah, aku tak tahu.”

Sudahlah, usah memujiku demikian. Aku bukanlah anak yang cerdas, aku bukanlah yang terbaik, dan aku bukanlah seperti yang kau kira! Aku hanyalah anak yang beruntung dalam hal itu. Masalah kelanjutan studiku, aku tak seberuntung kamu dan teman-teman. Segala hasrat dan citaku telah melebur, aku tak tahu harus berbuat apa selain mengikuti saran dan nasehat dari beliau.”

Kurasa tidak demikian. Apa yang telah kamu raih selama ini adalah buah dari perjuanganmu. Tidak ada kemenangan tanpa pengorbanan, No Gains Without Pains, motto hidupmu yang selalu ku ingat,” jelasku. “Hmmapa benar orang tuamu tidak memberi restu?”

Dia tertunduk lesu, seolah sedang memikirkan sesuatu dan meratapi hal yang tidak dikehendaki. Dengan nada lirih dia menjawabnya. “Ya, kamu benar. Beliau telah memikirkannya matang-matang. Mungkin ini yang terbaik. Kupikir aku tidak harus menuntut ilmu di sekolah yang elite dan fantastic masalah biaya operasionalnya, sekolah yang pada hakikatnya diperuntukkan bagi putra-putri terbaik di kota kita, seperti kata orang-orang. Ini adalah jalan hidupku. Takdir berkata demikian. Jalan menuju surga kesuksesan amatlah banyak. Tuhan pasti memberikan yang terbaik bagi hambanya,” tandas dia.

Belum sempat aku menanggapinya, dia mengambil buku ber-cover cokelat, berjudulGresdari tasnya, bergegas menghampiri Santi. Perpustakaan sekolahlah yang mereka tuju. Hampir setiap jam istirahat dia ke perpustakaan untuk meminjam buku-buku atau sekedar membaca-baca. Maklumlah, mereka adalah kutu buku yang siap memangsa sebanyak-banyaknya ilmu pengetahuan dan informasi dimana ada kesempatan. Berusaha menggali dan menilik lebih dalam serta memperluas wawasan melalui buku sebagai jendela dunia.

Lamunanku terbuyar ketika Amir menepuk punggungku dan mengajakku kembali ke kelas. Saat itu mataku terpaku pada sebuah karikatur di dinding perpustakaan.

Aku sedang teringat pada sahabat SMP-ku yang paling berkesan. Dia begitu prasaja, ulet, dan rajin. Dia adalah bintang kelas yang generalis.

Kuperhatikan dan kudengarkan penjelasan materi “Gerunds and Infinitives” yang disampaikan Mr. Roy. Tapi, tak ada satu pun yang aku maksud dari penjelasan beliau. Dia masih ada dalam otakku. Mengingatkanku lebih jauh tentang dirinya. Seperti tentang surat yang dia layangkan dulu, saat membalas surat ucapan selamat ulang tahunnya dari aku. Dalam surat itu dia share akan keinginannya yang menggebu-gebu untuk study di State Senior High School 1 Kebumen.

Ismi, gadis berambut ikal dan sedikit pirang -berusaha menggapai mimpi dengan kesederhanaan- memang sudah ditakdirkan jalan hidupnya demikian. Dia mau tidak mau harus mengenakan identity uniform baju warna biru muda dan rok warna biru tua. Tidak demikian yang dia ingin, berbaju coklat muda dan rok coklat tua.

Yang jelas, kisah Ismi tidak seperti cerita romance Siti Nurbaya yang dipaksa kawin orang tuanya. Sikap konservatif seperti itu sudah tidak berlaku lagi di zaman modern seperti sekarang.

Semoga saja setiap asa dan citamu tercapai kelak. Apapun yang terjadi sekarang hanyalah serentetan perjalanan hidup menuju gerbang kesuksesan. So, janganlah menjadi fatalis, orang yang pasrah terhadap nasib,” doa dan pesan untukmu sahabat! (By: FH)

2 komentar:

Rianida Azzahra (Seorang Wanita Biasa) mengatakan...

Wah....adek saya yang satu ini hebat yah? hehe,....mba bangga dek... Semangat! Lanjutkan yah!!^_^sheyer

rianida mengatakan...

Semangat!! lanjutkan dek!! ^_^